
Dari semua keindahan tentang gigs tersebut, tentu adapula keburukannya. Inilah yang dapat memunculkan rasa 'bosan' pada diri kita bilamana kita sedang asik menonton. Kali ini saya mencoba menguak kesalahan, mungkin juga kelucuan yang terjadi di gigs. Entah faktor internal maupun eksternal,diantara lainnya yaitu mulia dari tipe orang yang sok kejago jagoan (ya bisa dibilang kampungan/jagoan neon atau apalah itu). Hampir di setiap gigs, apapun genre musiknya, pasti ada saja adegan-adegan kekerasan dan perkelahian, baik dalam skala kecil maupun besar. Faktor-faktor yang memicu perkelahian biasanya adalah tersenggol-nya sesorang ketika sedang ber-pogo/mosh/dance. Sebagian dari mereka lose control akibat terlalu terpengaruh minuman keras/obat-obatan. So, drink responsibly! Selain itu, ada juga yang berkelahi atas dasar menyelesaikan masalah pribadi/dendam lama dengan pihak lain di sebuah gig. Orang-orang sok jagoan dan kampungan semacam itu benar-benar salah tempat.
Faktor berikutnya yaitu terdapat pada poin organizernya. Kesalahan pihak penyelenggara sebuah gig (sebut saja di sini sebagai organizer) juga punya beberapa kesalahan. Dari hal-hal yang wajar dan mendasar, sampai yang berbau kelucuan. Pada umumnya, kesalahan yang biasa terjadi seperti kurangnya persiapan yang matang dari organizer. Sehingga banyak hal sepele yang terlupakan dan berjalan kurang maksimal. Entah itu sistem kepanitiaan dan pembagian tugas, venue, alat, sound, mungkin juga perijinan dan keamanan, sampai publikasi. Imbasnya, gigs menjadi berjalan tak sesuai dari yang diperkirakan. Ada pula organizer yang terlalu mengedepankan keuntungan. Sewajarnya, tidak perlu terlalu mengharapkan keuntungan finansial dari sebuah gig, toh dana yang terkumpul sebaiknya juga dikembalikan ke scene/komunitas/kolektif, demi kepentingan bersama. Atau mungkin digunakan untuk gigs berikutnya, bukan untuk konsumsi pribadi.
Nah ini nih yang bikin dongkol dan sangat amat teramat sangat mendongkolkan , apabila semua faktor sudah terimplementasikan dengan amat mendekati sempurna, munculah oknum-oknum APARAT RAKUS. Biasanya berlaku di gigs yang menggunakan ruang-ruang publik seperti gedung pertemuan, aula, dan semacamnya. Proses pengorganisasian gigs di tempat-tempat tersebut membutuhkan perijinan sewa tempat dan keamanan. Birokrasi semcam ini harus melalui pihak yang berwajib, pada umumnya kepolisian. Di kantor polisi ketika mengurus perijinan, kita sudah diharuskan memberikan uang dengan nominal tertentu. Tetapi, mengapa ketika gigs berlangsung beberapa personil polisi yang hadir untuk mengamankan jalannya acara terkadang masih meminta uang tambahan? Yang katanya buat beli pulsa atau rokok plus berbotol botol minuman keras.
Sedikit atau banyak, pasti masih ada lagi kesalahan dan kelucuan seputar
gigs yang belum tersampaikan oleh tulisan saya. Hanya sebatas uneg-uneg
atas apa yang terjadi di sekitar kita, bukan bermaksud menggurui.
Karena saya pribadi juga bukan manusia yang tak luput dari kesalahan.
Dengan adanya poin-poin yang saya berikan di atas, saya berharap kita
semua, tanpa terkecuali, mampu belajar dari kesalahan dan
mengintrospeksi diri masing-masing.
Borgata | casino: live entertainment, hotel & spa online
BalasHapusEnjoy the casino with 강남바카라 more than 텍사스 홀덤 35,000 square feet of 유흥업소사이트 casino space with 도박 사이트 hundreds of casino games, slots, and video poker 포커디펜스 machines and slots for your casino